Dieng, Negeri Di Atas Awan

       Selamat malam masyarakat indonesia, gimana liburan kalian? Menyenangkan pastinya. Kebetulan pada postingan kali ini, saya akan membahas salah satu kawasan wisata di Kabupaten Wonosobo nih, silahkan disimak.


        Dataran Tinggi Dieng dengan nama gaulnya Dieng Planteau adalah kawasan vulkanik yang berada di dua wilayah yaitu Wonosobo dan Banjarnegara. Dataran Tinggi Dieng juga dikenal sebagai negeri di atas awan. Kawasan ini berada di ketinggian 2000 m di atas permukaan laut. Meski lokasinya sangat tinggi, namun banyak perkampungan hingga resort mewah dibangun di sana. Inilah tempat yang tepat buat kalian yang penasaran merasakan tinggal di daerah yang dingin.


Suhu di Dieng rata-rata berada di bawah 20 derajat celcius setiap harinya. Salah satu desa yang wajib kalian kunjungi adalah Desa Sembungan, desa ini berada di ketinggian 2200 m di atas permukaan laut dan menjadi desa tertinggi di Pulau Jawa. Jangan lupa membawa pakaian yang tebal dan hangat jika ingin berlibur ke Dieng.

       Di kawasan Dieng ada beberapa tempat istimewa untuk menyaksikan keindahan alam yang dimiliki negeri kita, Salah satunya adalah Gunung Prau. Gunung Prau merupakan tempat yang sudah tidak asing lagi bagi para wisatawan yang hobi kemping. Pasalnya gunung ini memiliki rute pendakian yang pendek namun treknya tetap menantang, tempat ini cocok untuk para pendaki pemula.

golden sunrise di gunung prau
Untuk sampai ke puncaknya, kalian hanya memerlukan waktu 3 jam dengan mengambil rute Desa Patak Banteng, Dieng. Sepanjang rute perjalanan, kalian akan disuguhkan dengan panorma alam yang sangat indah. Sesampainya di puncak masih ada satu pesona alam yang akan membuat mata kalian terpana, matahari terbit berwarna keemasan akan menyambut para wisatawan yang sudah datang lebih awal sebelum matahari terbit.

       Satu lagi tempat yang istimewa untuk menyaksikan golden sunrise di Dieng, yaiu Puncak Sikunir. Ini adalah kawasan perbukitan yang terletak di Desa Sembungan. Kita sudah mengenal desa ini merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa, sedangkan bukit di desa ini semakin melengkapi sensasi seperti berada di atas awan sungguhan.
golden sunrise di bukit sikunir
Dieng Planteau dikenal sebagai Negeri Di Atas Awan, julukan tersebut diberikan bukan tanpa alasan. Coba kalian datang ke Puncak Bukit Sikunir sebelum fajar menyingsing, kawasan lembah bukit ini akan tertutup kabut putih yang membuat kalian akan merasakan berada di atas awan. Belum lagi matahari yang terbit dengan super indah, hingga dijuluki sebagai matahari terbit emas atau golden sunrise karena sinarnya yang memancarkan cahaya keemasan.
sensasi di atas awan
       Kalian tidak perlu jauh-jauh ke Nusa Tenggara Timur untuk melihat danau yang bisa berubah warna. Kalian cukup datang ke Dieng dan mengunjungi Telaga Warna. Telaga ini memang ajaib, karena airnya bisa berubah warna bahkan terkadang warna danau ini memiliki gradasi tersendiri yang membuat banyak wisatawan terkagum-kagum.
telaga warna dan telaga pengilon
Telaga warna ini berada berdampingan dengan telaga lainnya yaitu Telaga Pengilon. Kedua telaga tersebut hanya terpisah oleh sejengkal rumput dan pepohonan. Bedanya, telaga pengilon memiliki air sebening kaca. Sehingga wisatawan yang berada di dekatnya bisa melihat bayangan dirinya dengan sangat jelas di permukaan airnya. Telaga warna dan Telaga Pengilon bisa dilihat dengan jelas dari atas bukit yang bernama Batu Pandang Ratapan Angin. Bukit ini berada  tidak terlalu jauh dari 2 telaga luar biasa tadi.


Batu pandang tersebut juga tidak kalah menarik dari tempat-tempat lainnya, karena kalian bisa melihat dengan jelas Telaga warna dan Telaga pengilon dari atas bukit Batu pandang tersebut.
pemandangan dari bukit batu pandang
       Telaga warna boleh menjadi yang paling terkenal di Dieng secara umum, Tapi jika membahas tentang telaga terluas di wonosobo, maka ada nama lain yang mengisinya, yaitu Telaga Menjer. Telaga ini cukup mudah ditemukan karena letaknya tidak jauh dari gerbang masuk Dieng Planteau.
telaga menjer
Telaga menjer berada di Desa Maron, Kecamatan Garung, Wonosobo. Jaraknya hanya 12 km dari pusat kota, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menuju ke tempat ini. Danau terluas di Wonosobo ini selain digunakan sebagai salah satu destinasi wisata juga memilliki fungsi lain sebagai pembangkit listrik. Letaknya yang dikelilingi pegunungan membuat pemandangan di sekitar telaga terlihat cantik untuk difoto.

       Dieng merupakan kawasan vulkanik dan ini terbukti dengan banyak ditemukannya kawah aktif di sekitar wilayahnya. Salah satu kawah yang paling terkenal dan banyak dikunjunngi adalah kawah Sikidang. Kawah ini terletak di Dieng zona satu dan memiliki pesona berupa munculnya gas secara pindah-pindah seperti kijang yang melompat-lompat.
kawah sikidang
Kawah Sikidang dikenal juga dengan area spa lumpur kawah yang menjadi favorit  wisatawan. Konon lumpur kawah ini dipercaya dapaat menyehatkan badan dan menyembuhkan berbagai penyakit. Selain Sikidang, masih banyak kawah lain yang bisa kalian temukan di Dieng seperti Kawah Sileri, Kawah Sibanteng, Kawah Candradimuka, dan lain sebagainya. Banyaknya kawah di Dieng menjadi bukti jika kawasan tersebut memang merupakan gunung api raksasa yang masih aktif.

       Dieng juga memiliki kompleks candi yang merupakan candi Hindu tertua di Pulau Jawa. Candi – candi tersebut diperkirakan mulai dibangun pada awal abad ke-9. Keberadaan candi ini semakin melengkapi keindahan keindahan wisata Dieng yang tidak sekedar menawarkan keindahan alamnya saja, tetapi juga dengan nilai sejarah.



Kompleks Candi Dieng dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu Kelompok Candi Arjuna, Gatot Kaca, dan Dwarawati. Nama nama candi di masing masing kompleks ini pun diberi nama yang unik sesuai nama tokoh pewayangan dari Pandawa Lima, hingga tokoh Punokawan seperti Semar, Gareng, Petruk, dan lain sebagainya.

       Liburan di pegunungan nampaknya kurang lengkap jika tidak mengeksplor kebun teh. Kebetulan di kawasan Dieng terdapat kebun teh bernama Tambi. Kebun teh ini berjarak sekitar 18 km dari pusat kota Wonosobo, tepatnya terletak di Desa Tambi, kecamatan Kejajar, Wonosobo.


Kebun teh seluas 800 hektar di kaki gunung Sindoro ini selain menyuguhkan suasana pegunungan yang dingin juga menawarkan aktivitas tea walking. Dengan didampingi pemandu wisata, kalian bisa berjalan-jalan berkeliling perkebunan teh dan menyaksikan proses pemetikan daun teh hingga pengolahannya secara langsung.
kebun teh tambi
       Beberapa destinasi yang ada di Kawasan dieng berbatasan langsung dengan kabupaten Banjarnegara, sehingga selain Wonosobo kemungkinan besar wisatawan juga akan menemukan tempat yang sama dipromosikan pada wisata Banjarnegara.

     Itulah beberapa tempat wisata yang ada di Kawasan Dieng, gimana? tambah pngin liburan ke Dieng kan.? Haha. Semoga liburan kalian menyenangkan ya.
Masih ada tempat keren yang luput dari daftar “indahnya negeri ini”? Kalian bisa melengkapinya dengan mengisi kolom komentar yang telah saya sediakan.
Semoga bermanfaat. Jangan lupa share ya.

Related Posts:

Musim Tanam Padi



Pada musim penghujan seperti saat ini, di Dusun Rejosari sedang musim tanam  padi. Masyarakat yang memiliki sawah sibuk untuk mengurusi sawahnya masing-masing, sawah yang akan ditanami padi dibajak terlebih dahulu menggunakan alat bajak tradisional (biasanya masyarakat rejosari menyebutnya Brujul). walaupun sekarang sudah ada alat yang lebih canggih (Traktor), tetapi kebanyakan masyarakat dusun rejosari lebih memilih menggunakan alat bajak tradisional. Alat tradisional ini menggunakan dua ekor sapi sebagai mesin utama, dan ada satu orang yang bertugas mengedalikannya.


Setelah sawah selesai dibajak,sawah dicangkul untuk meratakan tanah yang masih menggunduk. setelah itu, padi siap ditanam. Penanaman padi dilakukan oleh banyak orang, orang-orang tersebut akan mendapat bagian padi dari pemilik sawah ketika padi dipanen.


Pada saat-saat seperti inilah, kebersamaan dan gotong royong masyarakat rejosari terlihat jelas. mereka saling bekerja sama, ada yang mencabut bibit padi, mengantarkan bibit padi ke tempat penanaman, dan ada juga yang menanam bibit tersebut. Walaupun terkadang hujan turun, mereka tidak berhenti bekerja dan tidak membuat semangat mereka menurun. Tidak jarang, mereka saling bercerita dan mengeluarkan kata-kata yang bisa membuat orang tertawa, sehingga seluruh orang  yang ada di tempat tersebut tertawa. itulah yang menyebabkan kebersamaan masyarakat Rejosari tidak ada duanya dan patut dicontoh.

Sebenarnya, penanaman padi ini tidak hanya dilakukan pada musim penghujan, pada musim kemarau, beberapa petani juga tetap menanami sawah mereka dengan padi. Tetapi, metode yang digunakan berbeda dengan metode pada musim hujan (sawah di Rejosari merupakan tadah hujan, sehingga akan kering ketika musim kemarau). Metode yang digunakan untuk menanam padi pada musim kemarau tersebut biasa disebut “muwur”, yaitu menanam padi dengan cara melubangi tanah menggunakan panja (sebatang kayu yang dibuat lancip pada satu ujungnya), kemudian butir demi butir bibit padi dimasukkan ke dalam lubang-lubang yang telah dibuat.

Hanya sedikit petani yang menanami sawah mereka dengan padi di musim kemarau, kebanyakan para petani lebih memilih untuk menanam palawija, seperti jagung, kacang panjang, dan sebagainya.

Related Posts:

Pembangunan Akses Jalan Kumejing (Rejosari) - Kaligowong

       Warga Dusun Rejosari, Kumejing, merasa senang dengan adanya pembangunan jalan di dusun mereka, yaitu akses jalan menuju Desa Kaligowong. Warga sudah menunggu sejak lama pembangunan jalan tersebut.


       Tetapi, warga rejosari tidak sepenuhnya merasa senang, karena pembangunan  jalan ini hanya dilakukan sepanjang sekitar 300 meter ke arah Desa Kaligowong, tepatnya sampai di jembatan. Selepas itu, kondisi jalan masih buruk, bahkan sekarang semakin bertambah buruk.
kondisi jalan yang tidak terkena proyek pembangunan
       Hujan yang terus menerus mengguyur dan juga jalan yang setiap hari dilewati kendaraan berat (truk pembawa material pembangunan jalan), menyebabkan kondisi jalan semakin sulit untuk dilewati, jangankan mobil, motor pun harus jatuh bangun untuk melewatinya.

       Sebenarnya, jalan ini pernah diaspal beberapa tahun yang lalu, tetapi entah kenapa, aspal pun hancur sedikit demi sedikit, dan sekarang sudah tidak meninggalkan bekas.

       Pembangunan jalan ini tidak menggunakan aspal, tetapi menggunakan cor. Pengerjaan dilakukan oleh warga sekitar dan juga beberapa kontraktor dari luar daerah. pembangunan sudah dilaksanakan sejak 20 november 2016, dan diperkirakan akan selesai  pada 13 desember 2016.

       Untuk saat ini, akses jalan Dusun Rejosari – Desa Kaligowong ini ditutup sampai pengerjaan jalan selesai. Warga yang akan bepergian ke Kaligowong harus berjalan kaki.

       Warga Rejosari berharap agar pemerintah lebih awas dalam mengontrol prasarana umum di desa-desa, mengingat desa merupakan penyumbang hasil bumi terbesar di negara ini. Untuk kedepannya, diharapkan pembangunan jalan bisa dilakukan secara menyeluruh, agar desa bisa lebih terjangkau dalam proses penyebaran informasi publik.

Warga juga berterimakasih kepada pemerintah, karena apa yang mereka inginkan selama ini sudah terjawab, meskipun belum sepenuhnya terpenuhi.

Related Posts:

Revolusi Desa Kumejing Menjadi Desa Wisata Unggulan



       Desa Kumejing  terus berbenah untuk menjadi desa wisata unggulan di Kabupaten Wonosobo. Desa kaya tanaman kelapa ini, kini juga mulai bersolek untuk menarik sebanyak mungkin wisatawan. Kumejing memiliki masa depan cerah sebagai kawasan desa wisata. (semoga bisa mengalahkan pesona yang dimiliki Dieng dan objek wisata lain di Wonosobo yang lebih dulu terkenal. Amin)
kesenian kuda kepang
        Kumejing telah masuk dalam salah satu klaster desa wisata di Wonosobo. Desa di ujung barat Wonosobo ini memiliki panorama alam perairan Waduk Wadaslintang yang luar biasa, Kumejing juga memiliki pesona matahari terbit (sunrise) dari tengah waduk tersebut. Saat ini, kumejing semakin bertambah menarik, karena warga sudah mulai bergerak lebih aktif dan kreatif. Tidak hanya mengandalkan waduk, warga setempat semakin sadar akan pentingnya menampilkan kebudayaan khas mereka untuk para pelancong yang datang berkunjung. Kumejing memiliki kesenian khas, yaitu Kuda kepang, yang kini sering ditampilkan untuk menyambut kedatangan pengunjung.



Keindahan alam dan atraksi budaya tersebut masih ditambah dengan kekhasan kuliner. Ada nasi bucu, yaitu nasi khas Kumejing yang memiliki rasa gurih dan lezat, biasanya dibuat khusus untuk menyambut tamu.
nasi bucu
        Keramahan warga dan panorama waduk ini, bisa dikembangkan lebih baik lagi. Sehingga, kelak wisatawan akan merasakan kenyamanan ketika berkunjung. Hanya saja, keterlibatan pemerintah daerah sangat diperlukan, terutama dalam mengupayakan perbaikan akses jalan menuju Desa Kumejing, agar wisatawan lebih mudah mencapainya. Dengan sarana jalan yang lebih memadai, wisatawan yang berkunjung akan lebih nyaman ketika menyusuri desa, bahkan kemungkinan bisa menginap dan merasakan suasana Kumejing di malam hari.

demikian yang dapat saya sampaikan, SEMOGA BERMANFAAT.
saya berharap para pengunjung bisa memberikan kritik dan saran demi kemajuan blog ini.
terimakasih.

Related Posts: